I Love ISLAM

Senin, 07 Mei 2012

   

Seketika diantara kita pernah berpikir bahwa kenapa kita ditakdirkan menjadi seorang muslim dan kita dilahirkan oleh rahim seorang ibu yang beragama islam. Sungguh, ketika kita menyadari bahwa islam itu memberikan banyak kenikmatan terhadap diri kita maka selayaknyalah kita harus banyak bersyukur dan selalu merenungkan bagaimana jika kenikmatan tersebut hilang. Akan tetapi justru yang menjadi masalah disini adalah bagaimana kita bisa menyadari bahwa islam itu memang memberikan kenikmatan kepada kita, baik kenikmatan ruhiyah, jasadiyah, ataupun yang lainnya.

Banyak orang yang berstatus muslim tetapi akhlak dan tingkah lakunya tidak mencirikan bahwa itu muslim. Banyak orang yang berstatus muslim tetapi kemaksiatan selalu dilakukan.
Bangsa Indonesia harus menyadari akan potensi kebangkitan islam di negeri ini, mengapa demikian? Karena Negara yang memiliki mayoritas muslim memiliki peluang yang besar untuk menjadikan rakyatnya memiliki akhlak yang baik serta aplikasi nilai-nilai islam dalam kehidupan sehari-hari. Jangan sekali-kali menganggap islam itu agama yang keras!!! Agama yang parsial!!! Sesungguhnya tidak ikhwahfillah, islam adalah agama yang menyeluruh, islam mengatur semua aspek kehidupan mulai dari bangun tidur sampai tidur pun semuanya terdapat dalam aturan islam.

Imam syahid Hasan Al-Banna dalam Ushul ‘Isyrin (20 Prinsip Hasan AL-Banna) menyebutkan “Islam adalah agama yang menyeluruh yang menyentuh seluruh segi kehidupan. Ia adalah negara dan tanah air, pemerintah dan umat, akhlak dan kekuatan, kasih saying dan keadilan, peradaban dan undang-undang, ilmu dan peradilan, materi dan sumber daya alam, penghasilan dan kekayaan, jihad dan dakwah, pasukan dan pemikiran, sebagaimana ia adalah aqidah yang lurus dan ibadah yang benar, tidak kurang dan tidak lebih.

Islam adalah agama yang tidak membebankan manusia dalam segi apapun justru dengan kita menjadikan islam sebagai pegangan hidup kita maka Insyaallah kita akan merasakan kenikmatan hidup. Islam menjamin kesejahteraan, keamanan, dan kepedulian tinggi terhadap sesama.
“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu Jadi agama bagimu.” (QS. Al-Maa’idah : 3)
Ketika kita sudah tahu bahwa islam memberikan banyak kenikmatan kepada kita, lalu apa yang harus kita lakukan terhadap agama yang selalu menaungi diri kita baik di kondisi senang atapun sedih. Yang pertama yang dilakukan adalah mencintai Allah sebagai sumber pemberi kenikmatan dan telah menyempurnakan agama islam sehingga kita bisa merasakan sungguh kepuasan batin yang tidak bisa dibeli dengan apapun tersebut. Bentuk cinta kita kepada Allah diantaranya dapat diwujudkan dengan melakukan kewajiban yang sudah Allah berikan dan tidak sekali-kali mendekatkan diri dengan hal-hal yang berbau kemaksiatan. Dengan kita mencintai Allah, maka sungguh kita tidak akan rugi bahkan ketika Allah mencintai kita, Subhanallah kita akan merasakan bahwa kenikmatan itu tidak henti-hentinya Allah berikan.

Dalam riwayat Imam Muslim disebutkan: Rasulullah s.a.w. bersabda:
“Sesungguhnya Allah Ta’ala apabila mencintai seseorang hamba, lalu memanggil Jibril kemudian berfirman: “Sesungguhnya Saya mencintai si Fulan, maka cintailah ia.” Jibril lalu mencintainya. Seterusnya Jibril memanggil pada seluruh penghuni langit lalu berkata: “Sesungguhnya Allah mencintai si Fulan, maka cintailah olehmu semua si Fulan itu.” Orang itupun lalu dicintai oleh para penghuni langit. Selanjutnya diletakkanlah penerimaan – kecintaan itu baginya dalam hati para penghuni bumi. Dan jikalau Allah membenci seseorang hamba, maka dipanggillah Jibril lalu berfirman: “Sesungguhnya Saya membenci si Fulan itu, maka bencilah engkau padanya.”Jibril lalu membencinya,kemudian ia memanggil semua penghuni langit sambil berkata: “Sesungguhnya Allah membenci si Fulan, maka bencilah engkau semua padanya.” Selanjutnya diletakkanlah rasa kebencian itu dalam hati para penghuni bumi.”

Komitmen dalam berdakwah juga merupakan menjadi suatu bentuk kecintaan kita kepada Allah. Dakwah adalah cinta, ketika kita mencintai islam maka kita secara langsung akan tergerak hatinya untuk melakukan segala bentuk kebaikan dimanapun berada sehingga orang yang berada di sekitar kita menjadi tahu bahwa islam adalah agama yang memang sempurna. Dakwah bukan hanya sekedar teori tapi dakwah adalah praktek, sungguh teori memang tidak selalu berbanding lurus dengan praktek maksudnya teori mengharuskan kita untuk tetap istiqamah dalam berdakwah meskipun banyak sekali cobaan, gangguan, dan rintangan yang selalu membuat kita lupa akan komitmen kita sebagai muslim sejati yang membuat kita ragu untuk terus bergerak, tetapi dalam prakteknya keistiqamahan tidak bisa dibuat dengan spontanitas tetapi harus diyakini dengan seyakin-yakinnya bahwa kita hidup untuk islam, islam yang mencakup aspek kehidupan yang membuat kita selalu menanamkan nilai islam baik di dunia kuliah, kerja, rumah tangga ataupun yang lainnya dan meyakini bahwa praktek di lapangan merupakan suatu bentuk ibadah (itu tidak bisa dipungkiri ketika kita niat hanya untuk Allah dalam menjalankan segala aktivitas).
Sugesti dan pemahaman memang sinkron dalam masalah ini, sugesti dibutuhkan ketika kita khilaf untuk menjadikan dakwah sebagai bentuk cinta kita terhadap islam dan Al-Khaliq. Padahal Allah sudah memberikan Al-Quran untuk dijadikan pedoman hidup kita, disana banyak sekali makna cinta kita terhadap islam dan mengharuskan kita untuk terus memperjuangkan islam.

“Berangkatlah kamu baik dalam Keadaan merasa ringan maupun berat, dan berjihadlah kamu dengan harta dan dirimu di jalan Allah. yang demikian itu adalah lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.” (QS At-Taubah : 41)
“Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (QS Muhammad : 7)
Semoga sedikit ulasan diatas menjadikan kita umat yang terus menjalankan risalah dakwah Nabi Muhammad SAW dan semoga kita termasuk orang-orang yang dicintai Allah SWT. Afwan jiddan banyak kekurangan dalam penulisan.
 Wallahu’alam bis shawab.

Sumber : kammipolban







0 komentar:

Posting Komentar